KISAH YUSUF MANSUR SEMASA KECIL..

Semasa kecil saya dimandikan sama ibu saya. Hampir di setiap mandi, pas dikeringkan, pagi sore, ibu berdoa, “ Mudah-mudahan Jam’an, bisa jadi Guru Mansur. Bisa jadi ulama besar, kyai besar.” Ibu saya memintakan nama bagi saya bayi saat itu kepada almarhum KH. Sanusi Hasan. Dan diberikanlah nama:
Jam’an. Lengkapnya Jam’an Nurchotib Mansur . Yang punya arti kurang lebih : Berkumpulnya cahaya para khotib,cahaya para penceramah.

Dan Mansur merujuk nama KH. Mohammad Mansur atau yang dikenal dengan nama Guru Mansur. Beliau buyut kami, seorang ulama Betawi tempo dulu yang namanya dijadikan nama jalan yang membentang di Jembatan Lima, antara Roxi sampai ke jembatan layang Kota. Ahli falak,
dengan kitabnya yang masyhur di bidang ini: Sullamun Nairain.

Ibu sangat ingin saya menjadi ulama. Ingin saya menjadi penerus kakeknya ibu. Dan ibu senantiasa bilang, “ Siapa yang mendoakan ibu kalo nanti sudah meninggal ?”. Kutipan kalimat ibu, saya pernah jadikan kalimat promo bagi Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an: “ Ibu ga kepengen anak ibu cuma pinter, tapi meninggalkan shalat. Ibu ga kepengen anak ibu cuma kaya, tapi sedikit amal. Ibu ga kepengen anak ibu sukses tapi lupa mendoakan ibu. ”

Di antara doa ibu yang lain, yang hampir terdengar dan diperdengarkan, saat mengeringkan badan saya ketika dimandikan beliau, “Mudah-mudahan Jam’an bisa bulak balik ke Mekkah, ke Tanah Suci, kayak ke depan pintu. Bisa bulak balik kapan aja .”
Saat itu saya pernah protes, “Ga mungkin doanya Bu. Doa yang lain aja. ..” Ibu saya saat itu jawab, “ Eh eh eh... Kalo Allah sudah bilang Kun, Fayakuuun.. .”

Saat menuliskan ini saja, air mata menetes. Sungguh banyak hal dari beliau, yang akhirnya saya sampaikan ke kawan-kawan jamaah. Kadang malah apa adanya seperti kalimat Kun Fayakuun . Inspirasi-inspirasi dari beliau, mengalir lagi ke jamaah dalam bentuk pengajaran atau contoh.

Kawan-kawan yang memperhatikan saya, bagaimana saya kemudian memasarkan shalawat. Mendakwahkan shalawat. Sesungguhnya pun ini inspirasinya dari beliau.
Saya kenyang mandi shalawat. Seorang kawan SD-nya ibu, pernah bersaksi kepada saya, “ Jam’an mah wajar jadi Ustadz. Jadi orang. Dari bayi, ibu kamu tuh ga putus shalawat. Mandiin, sambil shalawat.
Ngeringin badan sambil shalawat. Nganter sekolah sambil shalawat. Nyuapin sambil shalawat. Ngegendong, sambil shalawat. ”

Sungguh pun saya sampe sekarang masih berasa bukan siapa-siapa, hanya seorang yang bertaubat dan lagi memperbaiki diri. Yang dalam masa pertaubatan dan perbaikan diri ini, saya sekalian ngajak yang mau ikut bertaubat dan memperbaiki diri.

Saya merasa, bahwa bener-bener doa ibu itulah salah satu yang membuat saya masih diberi Allah kesempatan itu. Dengan izin Allah, tahun 2002 saya yang lama tak pulang ke rumah, kembali pulang ke rumah.

Dalam keadaan sudah menulis dua buku : Mencari Tuhan dan Kun Fayakuun , dan sudah mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Komputer, saya ditanya sama ayah saya, “Apa yang kira-kira sudah membuat Kamu begini? Kayaknya bisa bangkit lagi? Bisa maju?”
Saya terdiam. Saya ingin menjawab, “ Shalat dhuha saya ga putus. Berusaha shalat malam terus. Puasa. Sedekah habis-habisan, terus-terusan. Belajar. Gigih. Pantang menyerah...”, dan kata-kata lain, tapi semua itu ga keluar.

Saya tahu, pasti ada kalimat lain. Dan benar saja. Kata ayah saya, “ Doa ibu tuh. Ibu pagi siang sore malam, haidh ga haidh, selalu di atas sajadah. Doain Jam’an, biar jadi orang bener, biar jadi orang besar, biar jadi kyai. ” Saat itu saya setengah lari ke kamar ibu. Dan ibu dalam keadaan di atas sajadah, berbalut mukena. “ Yaa Allah, ampunilah ibu saya. Apa-apa kebaikan dari saya, dan semua orang yang mendengar saya, mengikuti saya, alirkan pahala yang sempurna untuk beliau.

Dan juga untuk segenap orang-orang tua saya yang lain. Ampuni juga segala kesalahan saya dan semua kesalahan adik- adik saya, supaya ga mengalir kesalahannya buat orang- orang tua. ” Tolong aminkan doa saya ini ya. Insya Allah kembali doa kepada yang mendoakan.

Dan doa ibu itu mampu menembus langit, sangat mustajab di hadapan Allah. maka muliakanlah ibumu.

Semoga kita selalu mendapatkan ilmu, hidayah dan perlindungan Allah Subhana wata’ala dimanapun kita berada... Aamiin ya Rabbal’alaamiin....

Komentar

  1. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, terima kasih banyak untuk pemilik blog atau room ini karena telah memberi saya ruang untuk berbagi kepada saudara sekalian. Perkenalkan nama saya dewi, saya berasal dari daerah palangkaraya, Kalimantan tengah. Saya anak tunggal dan mewarisi harta kekayaan orang tua saya sebab orang tua saya telah tiada. Alhamdulillah sy dititipi 2 orang anak dan memiliki seorang suami yang awalnya begitu menyayangi saya. Dengan harta warisan itu saya dan suami mencoba membuka usaha rumah makan. Singkat cerita usaha tersebut berhasil dan mendatangkan banyak rejeki bagi saya. Akhirnya saya berani untuk meminjam uang di bank untuk membuka beberapa cabang rumah makan kami. Hidup kami awalnya sangat bahagia. Namun berjalan 3 bulan cobaan pun datang ke kehidupan saya. Suami saya mulai suka berfoya foya bersama temannya dan main perempuan. 2 bulan berlalu, satu demi satu rumah makan saya tutup karena penghasilan dari rumah makan dihabiskan oleh suami saya untuk berfoya foya. Saya sudah tidak tahan lagi dengan kelakuannya dan akhirnya saya putuskan bercerai. Utang bank sudah tak terbayarkan lagi dan saya akhirnya jatuh miskin. Sekolah anakpun terputus. Saya bingung dan rasa ingin menghilang dari semua masalah ini semakin besar. Ditengah rasa stress ini saya gak sengaja membuka salah satu blog dan saya menemukan sebuah nomor telpon katanya bisa membantu masalah hutang piutang saya. Jujur saya takut dan ragu tapi saya coba beranikan diri. Saya ikuti semua arahan dari beliau dan Alhamdulillah masalah hutang piutang pun selesai. Puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT berkat Dia-lah saya mendapatkan jalan keluar melalui K.H. Firdaus Al-amin sebagai jembatan dalam menyelesaikan masalah saya. Alhamdulillah habis gelap terbitlah terang saya sekarang sudah memiliki kelimpahan harta dan memiliki rumah penginapan di berbagai daerah di pulau Kalimantan. Sebagai wujud syukur saya, saya membagikan nomor beliau kepada sodara sekalian yang membutuhkan. Hubungi beliau di nomor 085 217 085 469 jika sodara memiliki permasalahan seperti saya silahkan hubungi beliau. Lillahi ta’ala Ini benar benar terjadi pada kehidupan saya. sekian dan terimah kasih . wassalam

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN MARAH (INGAT PESAN RASULULLAH SAW)

Enam Tanda Sehatnya Hati

BALASAN & AZAB DOSA ZINA ..