Postingan

KISAH YUSUF MANSUR SEMASA KECIL..

Semasa kecil saya dimandikan sama ibu saya. Hampir di setiap mandi, pas dikeringkan, pagi sore, ibu berdoa, “ Mudah-mudahan Jam’an, bisa jadi Guru Mansur. Bisa jadi ulama besar, kyai besar.” Ibu saya memintakan nama bagi saya bayi saat itu kepada almarhum KH. Sanusi Hasan. Dan diberikanlah nama: Jam’an. Lengkapnya Jam’an Nurchotib Mansur . Yang punya arti kurang lebih : Berkumpulnya cahaya para khotib,cahaya para penceramah. Dan Mansur merujuk nama KH. Mohammad Mansur atau yang dikenal dengan nama Guru Mansur. Beliau buyut kami, seorang ulama Betawi tempo dulu yang namanya dijadikan nama jalan yang membentang di Jembatan Lima, antara Roxi sampai ke jembatan layang Kota. Ahli falak, dengan kitabnya yang masyhur di bidang ini: Sullamun Nairain. Ibu sangat ingin saya menjadi ulama. Ingin saya menjadi penerus kakeknya ibu. Dan ibu senantiasa bilang, “ Siapa yang mendoakan ibu kalo nanti sudah meninggal ?”. Kutipan kalimat ibu, saya pernah jadikan kalimat promo bagi Pesan

BENAHI SHALAT KITA !!!!

Justru dikhawatirkan ternyata kita belum sholat Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu: Bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam masuk mesjid. Lalu seorang lelaki masuk dan melakukan salat. Setelah selesai ia datang dan memberi salam kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam. Beliau menjawab salamnya lalu bersabda: Ulangilah sholatmu, karena sesungguhnya engkau belum sholat. Lelaki itu kembali sholat seperti sholat sebelumnya. Setelah sholatnya yang kedua ia mendatangi Nabi shalallahu 'alaihi wasallam. dan memberi salam. Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam menjawab: Wa 'alaikas salam. Kemudian beliau bersabda lagi: Ulangilah sholatmu, karena sesungguhnya engkau belum salat. Sehingga orang itu mengulangi sholatnya sebanyak tiga kali. Lelaki itu berkata: Demi zat yang mengutus Anda dengan membawa kebenaran, saya tidak dapat mengerjakan yang lebih baik daripada ini semua. Ajarilah saya. Beliau bersabda: Bila engkau melakukan sholat, bertak
PENGHASILAN 10RIBU SEBULAN…. Saudara-saudaraku semua... Yang penting, bukan ada dan tidak adanya duit. Tapi ada dan ga adanya Allah... Ada duit ya belom tentu bisa makan, ga ada duit belom tentu ga bisa makan. Udah kebeli, belom tentu juga bisa kemakan. Udah kemakan, belom tentu juga bisa keterima tubuh. # Ada duit belom tentu bisa punya rumah, ga ada duit belom tentu ga bisa punya rumah. Kebeli pun, belom tentu bisa ditempati. Bisa ditempati pun, belom tentu ada rasa nyaman bila tidak dikasih kenyamanan. Ga ada duit, lalu emangnya ga bisa nempatin rumah bagus? Ga perlu bayar, ga perlu ngangsur, ga perlu puyeng. # Ini kalo ditemplate ke urusan-urusan lain, sangat menarik. Ke urusan susu anak, bayar kontrakan, bayar leasing mobil motor, bayar hutang... Ga ada duit, apa ga boleh hutang lunas? Kan boleh aja bila Allah menghendaki. Ga kudu ada duit. Supaya juga tuhannya Allah, bukan duit. Teruuuuussss ditemplate lagi ke urusan haji, bantu orang tua, bantu sesama, dll.

PENYEBAB UTAMA ITU DOSA…

Masih ingat filosofi genteng bocor ? Setiap kali hujan, lantainya basah Terus dilap, dipel, kita ga ngecek lagi nih, apa sebab lantainya basah. Pokoknya dilap, dipel terus, setiap lantainya basah. Kira-kira begitulah kehidupan kita. Penyebabnya belum ketemu, sedikit-sedikit masalah, sedikit-sedikit musibah. Yang begini nih kudu diperiksa, dicek, apa sebab dari masalah yan g menimpa kita. Penyebab utama itu dosa. Baik dosa yang disadari ataupun dosa ga disadari. Mesti dicek, mungkin ada 10 dosa besar yang masih nyangkut di dalam diri kita, yang kemungkinan menjadi penyebab dari permasalahan yang kita alami. 10 dosa besar itu diantaranya, syirik, melalaikan shalat, durhaka sama orang tua, zina, rizki haram, judi/minum khamar/mabuk2an, memutuskan silaturahim, pelit, bohong/sumpah palsu, ghibbah/ngmongin orang. "Maka mereka ditimpa oleh akibat buruk dari apa yang mereka usahakan. Dan orang-orang yang zalim di antara mereka akan ditimpa akibat buruk dari usahanya d

40 HARI JADI PENGUSAHA...

Emangnya bisa jadi pengusaha tanpa modal? Ini adalah pertanyaan yang sering ditanyakan oleh orang - orang yang tidak yakin akan kemampuan dirinya. Padahal modal awal yang harus kita miliki adalah. percaya dan yaki n akan kemampuan kita. Dengan modal yakin saja anda sudah bisa jadi pengusaha, apalagi sodara punya kemampuan di bidang yang ingin sodara usaha kan. 1. Perbaiki niat anda untuk jadi pengusaha. Tanyakan kepada diri anda, anda ingin menjadi pengusaha karna apa? Kalau anda ingin menjadi pengusaha karna hanya ingin kaya, sebaiknya anda perbaiki niat anda terlebih dahulu. Sebaiknya anda berniat untuk Allah SWT. Kaya itu hanya nilai + dari seorang pengusaha. Niat yang harus anda miliki yaitu anda harus jadi pengusaha yang soleh dan bermanfaat bagi orang lain. Kalau anda memiliki niat yang seperti itu insya allah, semuanya akan di mudahkan oleh allah swt. 2. Harus punya modal. Katanya tadi gak harus punya modal? Iya modal yang saya maksud disini bukan uang,

AJAIBNYA SEDEKAH…

Ada anak, panas. Ibunya sedekah. Masa ngga boleh minta sembuh? “Sedekah yang ikhlas Bu! jangan minta2 sembuh. Sembuh urusan Allah!” (???) Ada remaja nganggur. Ada gitar. Gitarnya dijual. Sedekah. Trus ngga boleh gitu berd oa supaya ngga nganggur? ngga usah sedekah dong? Ada orang, udah 40th umurnya. Tergerak dhuha. Pengen banget jodoh. Dah pegel nerima undangan. Pengennya ngundang, he he.? Dhuha gi dah..! Biarin aja orang kata ngga ikhlas. Emang mau sampe 50 sendiri? Sedekah dah. Silahkan pamrih sepamrih2nya sama Allah. Yang lain bilang ngga ikhlas, kita bilang: Bukan. Ini namanya yakin. Allah nyuruh, kita sambut. Allah ngejanjiin, kita ngejalanin. Demen dah. Yang bilang riya, kita bilang, engga. Riya itu sama orang. Sama Allah mah namanya manja. Ngasih tau yang Allah pastinya udah tau. jadi deket banget. “Ya Allah, saya dah sedekah gaji nih… Bikin saya banyak duit ya… Masa ngga kasian… Ini udah resiko niiihhh… Resiko diomelin bini…” “Ya Allah, saya dhuhan 8 roka

PENYUMBAT SALURAN REZEKI

Allah SWT menciptakan semua makhluk telah sempurna dengan pembagian rezekinya. Tidak ada satu pun yang akan ditelantarkan-Nya, termasuk kita. Karena itu, rezeki kita yang sudah Allah jamin pemenuhannya. Yang dibutuhkan adalah mau atau tidak kita mencarinya yang lebih tinggi lagi, benar atau tidak cara mendapatkannya. Rezeki di sini tentu bukan sekadar uang. Ilmu, kesehat an, ketenteraman jiwa, pasangan hidup, keturunan, nama baik, persaudaraan, ketaatan termasuk pula rezeki, bahkan lebih tinggi nilainya dibanding uang. Walau demikian, ada banyak orang yang dipusingkan dengan masalah pembagian rezeki ini. “Kok rezeki saya seret banget, padahal sudah mati-matian mencarinya?” “Mengapa ya saya gagal terus dalam bisnis?” “Mengapa hati saya tidak pernah tenang?” Ada banyak penyebab, mungkin cara mencarinya yang kurang profesional, kurang serius mengusahakannya, atau ada kondisi yang menyebabkan Allah Azza wa Jalla “menahan” rezeki yang bersangkutan. Poin terakhir inila